Gujarat Bagian. 2

#9 Pasar Dari menara masjid, seorang muazin mengumandangkan azan, tepat saat waktu ashar tiba. Suasana meja Husein di kedai minuman yang tadinya mencekam akibat suara batuk Si Pelanggan, kini mulai agak tenang. Balutan tembakau milik Si Pelanggan kini ia timpa dan ia padamkan ke cawan kecil di atas meja. Sementara pelayan yang daritadi bolak-balik membawa …

Gujarat

#8 Pelabuhan Surat Terik matahari menyengat segala kehidupan yang ada, burung camar di sisi teluk bermandian dengan mengepakkan sayap yang kering akibat lemparan cahaya matahari yang mengguyur mereka dari pagi hingga siang. Sementara kapal Maghamir semakin dekat dengan pelabuhan. Mencari tempat yang tersisa untuk mereka berlabuh. Karena Pelabuhan Surat juga termasuk pelabuhan paling sibuk di …

Hantu, Makanan dan Daratan

#7 Suara teriakan perempuan hamil dan seorang bocah laki-laki meminta pertolongan sambil berlari terbirit-birit melarikan diri dari rumah mereka yang telah dibakar oleh tentara salib. Sebuah perang mengamankan iman penduduk desa yang durhaka. Seorang tentara dengan pakaian putih bergambar salib di tengahnya, memegang pedang panjang, siap menghunus perempuan pembangkang yang telah tersungkur dan terguling-guling ke …

Pergi

#6 Dua bulan berlalu … Pagi-pagi sekali, suasana pelabuhan masih sepi, sekumpulan pria yang bekerja sebagai petani mengantar beberapa potongan kayu gaharu menggunakan gerobak kuda ke dermaga. Salah satu dari mereka menemui kelasi Maghamir, melakukan Ijab jual-beli, bisnis kecil-kecilan. Para kelasi Maghamir mulai mengangkut potongan kayu-kayu itu ke dalam kapal. Petani-petani itu juga memberi sedikit …

Perjamuan, Terakhir

#5             Belum lama si kembar yang seketika hilang entah kemana perginya, meskipun tadinya mereka berdua berada tepat di samping Husein beberapa saat, kini entah kemana larinya. Kalau dicaripun susah didapat dan para pengawal tak sempat memberhentikan mereka berdua. Sementara Maghamir dan Husein pergi menuju istana yang dikawal oleh prajurit.             Saat tiba dan masuk …

Sebentar

#4 Kapal melempar sauh ke pelabuhan, teriakan Maghamir masih belum putus dari pita suaranya, ia memanggil Husein yang telah siap berdiri menyambut kedatangan kapal milik Maghamir. Juni berada tepat di sebelah Husein. Dan para pengawal kerajaan yang jumlahnya tak seberapa juga telah menunggu kedatangan Kapten Kapal yang kalau bisa dibilang tak ada serius-seriusnya, kecuali masalah …

Apanya yang Lunas?

#3 Belum juga waktu zuhur, kegaduhan sudah meledak di tengah-tengah pasar. Husein yang asik berkeliling dan mengharapkan kehadiran seorang pembawa berita yang rutin mengumumkan kondisi pelayaran, tapi malah menyaksikan keriuhan di pasar. Seseorang bertubuh kekar, terlihat tercekik kerah bajunya oleh dua orang yang dibayar untuk menyelesaikan masalah hutang salah satu warung minum. Tak ada kesempatan …

Setelah Panggilan

#2 1561th Setelah menunggu panggilan dari Sultan bersama orang-orang pilihannya untuk menemani perjalanan Husein dan hadir ke komplek kerajaannya, Husein pergi ke salah satu kedai kopi yang berada di dekat Istana. Meski panggilan pertemuan itu sempat ditunda beberapa minggu karena kejadian mendesak lainnya, seperti keseimbangan politik di seluruh daerah kekuasaan yang mempertaruhkan karisma Sultan, serta …

Sebuah Ancaman

#1 1561th Suasana mencekam, empat orang tampak sama sekali tak menikmati hidangan makan malam mereka. Kande yang lusuh tergelantung di sisi dinding dan menghasilkan cahaya remang-remang.  Husein, yang sibuk menyuapi makanan ke mulutnya tak berkata sepatah katapun. Sementara Paman dan Bibinya mengkhawatirkan putra mereka yang hendak berlayar ke Mekkah, menunaikan haji. “Tak ada surat balasan …

Baron Kembali dengan Sepotong Roti

Episode 2 Setelah dikurung di dalam penjara selama satu tahun karena tuduhan merampok toko Ayah Kawat, kini Baron bebas dengan membawa sepotong roti yang diberikan oleh seorang penjaga sel. Iwan sahabat lama Baron menunggu di gerbang lapas dengan menatapnya dari kejauhan. “Kenapa? Kau juga mau roti?” “Gausah¸ aku udah makan di warung Kak Juleha tadi.” …

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai